Cara Aman Redakan Batuk

Seputar-indonesia.com - Jangan sepelekan tanaman-tanaman yang tumbuh di alam. Kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya telah terbukti secara klinis mampu mengobati berbagai penyakit, termasuk batuk pada anak-anak.

Gerakan back to natureatau kembalike alamtampaknya tidakhanya sebatas slogan.Kini,masyarakat mulai menyadari jika tumbuh-tumbuhan alami dapat menjadi solusi dalam menjaga kesehatan, salah satunya melalui terapi tanaman berkhasiat obat. Meskipun begitu, sebenarnya kebiasaan ini sudah dimulai dan dipopulerkan sejak zaman nenek moyang kita.

Maraknya penggunaan obat herbal dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit. Slogan back to nature yang menunjukkan minimnya efek negatif yang ditimbulkan dari penggunaan tumbuhan obat dan ekonomis menarik minat masyarakat untuk kembali menggunakan obat-obatan dari bahan alam ini. Apalagi, dewasa ini semakin banyak perusahaan farmasi, baik di negara industri maupun di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang mulai mengembangkan obatobatan yang bahan bakunya diambil dari alam, termasuk untuk obat batuk.

Hal ini semakin menambah kemudahan masyarakat untuk mengonsumsi obat herbal karena lebih mudah dan praktis. Hal ini juga yang disadari betul oleh presenter kondang Indy Barends,40.Dalam menjaga keluarganya dari serangan penyakit,dia lebih memercayai ramuan herbal dibanding obatobatan dari bahan kimia.Apalagi, anak sulung dari wanita berambut pendek ini,Raphael Benaya Sarmanella yang berusia 10 tahun, termasuk yang rentan terkena alergi. ”Kalau sudah batuk atau flu, selalu saya kasih makan buah dan minum obat herbal. Kalau dia sakit perut bisa makan madu. Jarang saya bawa ke dokter kalau tidak parah-parah banget,” ujar dia.

Indy juga membiasakan diri dan keluarga kecilnya untuk rutin mengonsumsi buah-buahan yang kaya nutrisi penting bagi tubuh. Perempuan bernama asli Mendya Brata ini yakin, dengan mengonsumsi buahbuahan setiap hari, dia dan keluarganya terlindung dari berbagai ancaman bakteri dan virus yang akan menginvasi tubuh. ”Kalau keluarga saya, buah-buahan itu sudah seperti nasi karena dikonsumsi setiap hari. Biasanya dimakan waktu sore hari,”tandasnya.

Senada dengan Indy, sang suami, Benyamin Sarmanella, mengaku sebagai kepala keluarga, dirinya selalu mementingkan faktor keamanan dalam merawat anak-anaknya yang tengah dilanda sakit. ”Obat-obatan herbal sudah terbukti aman dan tanpa efek samping dibanding obat kimia. Apalagi di saat cuaca tak menentu seperti saat ini,anak rentan sakit,”imbuhnya. Memang saat musim hujan menerjang seperti saat ini, penyakit yang menyerang gangguan pernapasan seperti batuk lebih mudah hinggap, khususnya pada anak-anak.

Untuk mengatasi ini, obat herbal mulai banyak digunakan karena bebas dari zat kimia dan diolah dengan cara memenuhi standar cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB). Itu menjadikan ekstrak tumbuhan alam tersebut tidak menimbulkan efek samping dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama.Ahli herbal dari Program Pascasarjana Herbal Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia, Abdul Mun’im Msi PhD mengatakan, obat herbal untuk menyembuhkan batuk sebenarnya sudah sering dimanfaatkan oleh leluhur kita. Biasanya, mereka mencari tumbuhan yang berada di sekeliling rumah lalu diracik sebagai ramuan obat.

Namun, dengan perkembangan teknologi modern dewasa ini, ekstrak tanaman tersebut lantas diteliti secara ilmiah khasiat dan keamanannya, sebelum menjadi obat herbal terstandar dan diregistrasi oleh pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Untuk mengatasi batuk, biasanya menggunakan bahan- bahan alam yang mempunyai aroma yang kuat kare”na mengandung minyak atsiri dan mampu menghangatkan tubuh. Umumnya sudah digunakan secara turun-temurun dari zaman Belanda,” tuturnya dalam acara Media Launching OB Herbal Junior bertajuk “Cara Herbal Redakan Batuk Anak” di Hotel Mulia,Senayan,Jakarta, Kamis (9/2).

Mun’im menjelaskan,salah satu bahan alam untuk mengobati batuk yang sudah melalui serangkaian penelitian ilmiah adalah rimpang jahe.Jahe dan sediaannya telah lama digunakan untuk pengobatan gejala flu. Efek tersebut dihubungkan dengan aktivitasnya sebagai imunomodulator, yaitu senyawa tertentu yang dapat meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh. Selain itu, beberapa senyawa yang terkandung di dalam jahe dapat meningkatkan suhu tubuh.Namun, uji klinis pada jahe sebenarnya lebih banyak digunakan sebagai antimual dan muntah. Ada juga daun mint, yang berfungsi sebagai ekspektoran atau pengeluar dahak.Efek lain dari daun mint adalah sebagai antimikroba.

Terdapat juga rimpang kencur untuk mengatasi gangguan saluran pernapasan.“Yang mudah diaplikasikan adalah kencur dicuci, dikupas, kemudian dikunyah, itu sudah bisa jadi obat batuk,” jelasnya. Bahan lain dalam pengobatan batuk, lanjut Mun’im, adalah jeruk nipis yang telah lama populer.Biasanya jeruk nipis dikupas kulitnya, diperas, diambil sarinya lalu dicampur dengan kecap untuk menghilangkan rasa asam bagi yang tidak menyukainya